Sunday, August 25, 2013

Kehokian Luca Toni

Usia memang telah mengambil karier senjanya, namun tetep saja yang namanya hoki, tetap “setia” selalu melekat pada seorang pemain Luca Toni. Peruntungan selalu dirasakan bomber jangkung itu ketika sudah berhadapan dengan AC Milan – tak peduli klub mana yang dibelanya.

pada Minggu dini hari kemarin, Luca Toni mempunyai kontribusi besar berupa dua gol kemenangan melawan Verona saat menjamu Rossoneri beserta nama besarnya. Dari Dua golnya telah mengunci kemenangan 2-1 pada tim papan bawah itu.

Keajaiban yang dimiliki Toni itu sudah mengendap sejak membesarkan namanya bersama Fiorentina. Tak hanya itu, Toni juga mencetak gol debutnya di pentas Serie A saat bersama Vicenza ke gawang Milan, 12 tahun silam.
Keajaiban yang dilakukan Luka Toni saat melawan A.C. Milan
Kemenangan atas melawan A.C. Milan


“Milan sepertinya selalu membawa keberuntungan buat saya. Saya membuat gol pertama saya di Serie A juga ke gawang mereka. Saya juga mencetak banyak gol saat bersama Fiorentina, tetapi dua gol ini amat penting karena membawa kemenangan besar terhadap tim yang tengah kembali ke jajaran elite,"

adanya sedikit bercanda, juru gol berusia 36 tahun itu menyindir Milan bahwasannya, Toni bisa saja mencetak hattrick. Namun Toni berceloteh bahwa dua gol saja sudah cukup untuk didedikasikan bagi istri dan putrinya.

“Dua gol saya di persembahkan untuk istri saya, Marta dan putri saya, Bianca. Saya tak mencetak gol ketiga karena saya tak punya siapa-siapa lagi untuk didedikasikan,”

Saat mencapai puncak kariernya bersama La Viola dan kemudian Bayern Munich, kini Toni bisa dibilang sudah berada di penghujung masa karier. Namun belum ada sinyal untuknya merencanakan pensiun lantaran hasratnya untuk bermain belum hilang termakan waktu dan umur.


“Kuncinya adalah seberapa besar saya mencintai olahraga ini. Anda butuh hasrat dan kenikmatan bermain untuk terus melanjutkan karier. Saya beruntung karena sudah mengumpulkan banyak uang sepanjang hidup saya dan saya masih bermain karena saya masih cinta sepakbola,”

“Saya masih rajin berlatih dan senang bekerja keras. Saya juga senang mengorbankan diri saya untuk tim. Selama saya masih merasakan hal seperti ini, saya masih akan terus bermain,” Usia memang sudah menggerogoti karier senjanya, namun yang namanya hoki, tetap “setia” melekat pada seorang Luca Toni. Peruntungan selalu dirasakan bomber jangkung itu ketika sudah berhadapan dengan AC Milan – tak peduli klub mana yang dibelanya.

Minggu dini hari kemarin, Toni mempunyai kontribusi besar berupa dua gol kemenangan Verona kala menjamu Rossoneri beserta nama besarnya. Dua golnya mengunci kemenangan 2-1 tim papan bawah itu.




kehokian yang dimiliki Toni itu sudah mengendap sejak membesarkan namanya bersama Fiorentina. Tak hanya itu, Toni juga mencetak gol debutnya di pentas Serie A saat bersama Vicenza ke gawang Milan, 12 tahun silam.

“Milan sepertinya selalu membawa keberuntungan buat saya. Saya membuat gol pertama saya di Serie A juga ke gawang mereka. Saya juga mencetak banyak gol saat bersama Fiorentina, tapi dua gol ini amat penting karena membawa kemenangan besar terhadap tim yang tengah kembali ke jajaran elite.”

Sambil sedikit bercanda, juru gol berusia 36 tahun itu menyindir Milan bahwasannya, Toni bisa saja mencetak hattrick. Namun Toni berceloteh bahwa dua gol saja sudah cukup untuk didedikasikan bagi istri dan putrinya.

“Dua gol saya persembahkan untuk istri saya, Marta dan putri saya, Bianca. Saya tak mencetak gol ketiga karena saya tak punya siapa-siapa lagi untuk didedikasikan,” imbuhnya, sebagaimana dikutip Football-Italia,

Mencapai puncak karier bersama La Viola dan kemudian Bayern Munich, kini Toni bisa dibilang sudah berada di penghujung masa karier. Namun belum ada sinyal untuknya mencanangkan pensiun lantaran hasratnya untuk bermain belum lekang termakan waktu dan umur.

“Kuncinya adalah seberapa besar saya mencintai olahraga ini. Anda butuh hasrat dan kenikmatan bermain untuk terus melanjutkan karier. Saya beruntung karena sudah mengumpulkan banyak uang sepanjang hidup saya dan saya masih bermain karena saya masih cinta sepakbola.”

Demikian, Forlan nyaman bermain sebagai Gelandang.

“Saya masih rajin berlatih dan senang bekerja keras. Saya juga senang mengorbankan diri saya (untuk tim). Selama saya masih merasakan hal seperti ini, saya masih akan terus bermain.”

No comments:

Post a Comment